Makalah
Kesetimbangan Benda Tegar
Nama:
1. Indah Wahyu R.
2. Larasati Ieka P.
3. Ni Komang Ayu M.
4. Siska Lusiana
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas Makalah Kesetimbangan Benda Tegar. Tugas makalah ini kami buat salah
satunya untuk penelitian tentang Kesetimbangan Benda Tegar. Selain itu menjadi
salah satu bahan pembelajaran untuk kedepannya.
Dalam penyusunan tugas atau laporan ini, tidak sedikit hambatan
yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
laporan ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan bapak
guru, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
BAB II : TINJAUAN PUST
2.1 Dasar Teori
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Cara Kerja
BAB IV : HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil
Pengamatan
4.2 Pembahasan
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
LATAR BELAKANG
Sejarah arsitektur telah
melahirkan para pemikir dan perancang bangunan yang karyanya sangat
mengagumkan. Gabungan karya seni dan kekuatan yang kokoh menjadikan hasil karya
itu bertahan lama mengukir sejarah. Kekuatan yang menopang keindahan itu
terletak pada keseimbangan yang di rencanakan dengan baik. Pada pembahasan kali
ini akan mempelajari materi tentang keseimbangan benda tegar.
Dalam benda tegar, ukuran benda
tidak diabaikan. Sehingga gaya-gaya yang bekerja pada benda hanya mungkin
menyebabkan gerak translasi dan rotasi terhadap suatu poros. Pada benda tegar
di kenal titik berat.
Salah satu contoh aplikasi titik
berat adalah tim acrobat yang membentuk piramid, lalu berjalan di atas tali
yang terhubung dengan ketinggian 20 m. Untuk mengetahui sebab tidak jatuhnya
pemain acrobat itu, dapat pembaca mencari tahu dari materi yang kami bahas ini.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah
konsep dari proyek penerapan tema ini?
2. Bagaimanakah
langkah-langkah dalam proses Jelaskan langkah-langkah dalam pembuatan proyek tersebut !
TUJUAN & MANFAAT PENELITIAN
Ø
Menguasai
konsep gerak translasi dan rotasi
Ø
Menghitung
gerak translasi dan rotasi
Ø
Menguasai
konsep keseimbangan benda tegar
Ø
Menghitung keseimbangan
benda tegar
BAB II
DASAR TEORI
Kesetimbangan adalah suatu
kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
1. Benda yang diam
(statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.
2. Benda yang
bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak
kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya
dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan
menjadi dua:
1. Kesetimbangan
partikel
2. Kesetimbangan
benda
·
Keseimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang
ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi (tidak mengalami
gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel SF
= 0 à SFx = 0 (sumbu X)
SFy = 0 (sumbu Y)
·
Keseimbangan Benda
Syarat kesetimbangan benda: SFx
= 0, SFy = 0, tS = 0
Momen gaya merupakan besaran
vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara gaya dengan jarak dari titik
poros arah tegak lurus garis kerja gaya.
Dirumuskan: t = F . d
Putaran momen gaya yang searah
dengan putaran jarum jam disebut momen gaya positif, sedang yang berlawanan
putaran jarum jam disebut momen gaya negatif. Momen kopel adalah momen gaya
yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama besarnya dan arahnya berlawanan
tetapi tidak segaris kerja. Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi
terus menerus.
2.2 Syarat-Syarat Kesetimbangan Benda Tegar
Sekarang mari kita melangkah lebih jauh. Kali ini kita mencoba melihat
faktor-faktor apa saja yang membuat benda tetap dalam keadaan diam.
JENIS – JENIS KESEIMBANGAN
Seperti yang sudah dijelaskan
pada pokok bahasan syarat-syarat keseimbangan statis, sebuah
benda berada dalam keadaan diam jika tidak ada gaya total dan torsi total yang
bekerja pada benda tersebut. Dengan kata lain, jika gaya total dan torsi total
= 0, maka benda berada dalam keseimbangan statis (statis = diam). Tidak semua
benda yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari selalu berada dalam keadaan
diam. Mungkin pada mulanya benda diam, tetapi jika diberi gangguan (misalnya
ditiup angin) benda bisa saja bergerak. Persoalannya, apakah setelah jalan-jalan,
benda itu kembali lagi ke posisinya semula atau benda sudah bosan di posisi
semula sehingga malas balik. Hal ini sangat bergantung pada jenis keseimbangan
benda tersebut.
Jika sebuah benda yang sedang
diam mengalami gangguan (maksudnya terdapat gaya total atau torsi total yang
bekerja pada benda tersebut), tentu saja benda akan bergerak (berpindah
tempat). Setelah bergerak, akan ada tiga kemungkinan, yakni : (1) benda akan
kembali ke posisinya semula, (2) benda berpindah lebih jauh lagi dari posisinya
semula, (3) benda tetap berada pada posisinya yang baru.
Apabila setelah bergerak benda
kembali ke posisinya semula, benda tersebut dikatakan berada dalam keseimbangan
stabil (kemungkinan 1). Apabila setelah bergerak benda bergerak lebih jauh
lagi, maka benda dikatakan berada dalam keseimbangan labil atau tidak stabil
(kemungkinan 2) Sebaliknya, jika setelah bergerak, benda tetap berada pada
posisinya yang baru, benda dikatakan berada dalam keseimbangan netral
(kemungkinan 3) Untuk lebih memahami persoalan ini, alangkah baiknya jika
dijelaskan satu persatu.
A. Keseimbangan stabil
Benda dikatakan berada dalam
keseimbangan stabil, jika setelah bergerak, benda kembali lagi ke posisi
semula. Dalam hal ini, yang menyebabkan benda bergerak kembali ke posisi semula
adalah gaya total atau torsi total yang muncul setelah benda bergerak. Pada
umum, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu
berada dalam keseimbangan stabil. Sebaliknya, apabila titik berat benda berada
di atas titik tumpuh, keseimbangan benda menjadi relatif. Benda bisa berada
dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam keseimbangan labil.
Batas maksimum keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke
posisi semula) adalah ketika titik berat tepat berada di atas titik tumpuh.
Hal ini disebabkan karena gaya normal yang mengimbangi gaya gravitasi masih
berada dalam daerah kontak, sehingga torsi yang dikerjakan gaya berat bisa
mendorong benda kembali ke posisi semula. Kalau titik berat sudah melewati titik
tumpuh, maka torsi yang dikerjakan oleh gaya berat akan membuat benda bergerak
lebih jauh lagi.
B. Keseimbangan Labil Atau
Tidak Stabil
Sebuah benda dikatakan berada
dalam keseimbangan labil atau tidak stabil apabila setelah bergerak, benda
bergerak lebih jauh lagi dari posisinya semula. Biar lebih paham, perhatikan
contoh di bawah.
Sebuah balok mula-mula diam
(gambar 1). Setelah ditabrak tikus, balok tersebut bergerak alias mau tumbang
ke tanah (gambar 2). Amati posisi titik berat dan titik tumpuh. Posisi titik
berat berada di sebelah kanan titik tumpuh. Adanya torsi total yang dihasilkan
oleh gaya berat (w) membuat balok bergerak semakin jauh dari posisinya semula
(gambar 3). Titik tumpuh berperan sebagai sumbu rotasi.
Contoh 2 :
Sebuah bola, mula-mula sedang
diam di atas pantat wajan yang dibalik (gambar 1). Setelah ditiup angin, bola
bergerak ke kanan (gambar 2). Amati gaya-gaya yang bekerja pada bola tersebut.
Komponen gaya berat yang tegak lurus permukaan wajan (w cos teta) dan
gaya normal (N) saling melenyapkan karena kedua gaya ini mempunyai besar yang
sama tapi arahnya berlawanan. Btw, pada bola bekerja juga komponen gaya berat
yang sejajar permukaan wajan (w sin teta). w sin teta merupakan
gaya total yang menyebabkan bola terus berguling ria ke bawah menjahui
posisinya semula.
C. Keseimbangan Netral
Sebuah benda dikatakan berada
dalam keseimbangan netral jika setelah digerakkan, benda tersebut tetap diam di
posisinya yang baru (benda tidak bergerak kembali ke posisi semula; benda juga
tidak bergerak menjahui posisi semula).
Contoh 1 :
Amati gambar di bawah. Bola
berada di atas permukaan horisontal (bidang datar). Jika bola didorong, bola
akan bergerak. Setelah bergerak, bola tetap diam di posisinya yang baru. Dengan
kata lain, bola sudah malas balik ke posisinya semula; bola juga malas bergerak
lebih jauh lagi dari posisinya semula.
Contoh 2 :
Ini gambar sebuah silinder (drum
raksasa yang dicat biru). Silinder berada di atas permukaan bidang datar.
Kasusnya sama seperti bola di atas. Jika didorong, silinder akan berguling ria.
setelah tiba di posisinya yang baru, silinder tetap diam di situ. Si silinder
dah malas jalan-jalan. Pingin bobo, katanya
Agar dirimu semakin paham,
silahkan melakukan percobaan kecil-kecilan. gunakan benda yang bentuknya mirip
dengan benda – benda di atas.
Berdasarkan penjelasan panjang
lebar di atas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan
Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda
selalu berada dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke
posisi semula setelah puas jalan-jalan). Contohnya adalah ketika sebuah benda
digantung dengan tali. Untuk kasus seperti ini, titik berat benda selalu berada
di bawah titik tumpuh (titik tumpuh berada di antara tali dan tiang
penyanggah).
Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpuh, keseimbangan
bersifat relatif. Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa
berada dalam keseimbangan labil/tidak stabil. Perhatikan gambar di bawah.
Apabila setelah didorong, posisi benda seperti yang ditunjukkan pada gambar 1,
benda masih bisa kembali ke posisi semula (benda berada dalam keseimbangan
stabil). Sebaliknya, apabila setelah didorong, posisi benda seperti yang
ditunjukkan gambar 2, benda tidak bisa kembali ke posisi semula. Benda akan
terus berguling ria ke kanan (benda berada dalam keseimbangan tidak
stabil/labil)
Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung pada bentuk/ukuran benda. Benda yang
kurus dan langsing berada dalam keseimbangan tidak stabil jika posisi berdiri
benda tersebut tampak seperti yang ditunjukkan gambar 1. Alas yang menopang
benda tidak lebar. Ketika disentuh sedikit saja, benda langsung tumbang.
Perhatikan posisi tiik berat dan titik tumpuh. Sebaliknya, benda yang gemuk
lebih stabil (lihat gambar 2). Alas yang menopang benda lumayan lebar. Setelah
bergerak, titik beratnya masih berada di sebelah kiri titik tumpuh, sehingga
benda masih bisa kembali ke posisi semula.
Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh.
Jika posisi berdiri benda seperti pada gambar 1, benda berada dalam
keseimbangan tidak stabil. Angin niup dikit aja, benda langsung berguling ria.
bandingkan dengan contoh benda kurus sebelumnya.
Sebaliknya, jika posisi benda
tampak seperti pada gambar 2, benda berada dalam keseimbangan stabil. Kata si
benda, daripada berdiri mending bobo saja. biar kalau ada tikus yang nabrak,
diriku tidak ikut-ikutan tumbang. Sekarang perhatikan jarak antara titik berat
dan titik tumpuh. Ketika benda berdiri (gambar 1), jarak titik berat dan titik
tumpuh lumayan besar. Ketika benda bobo (gambar 2), jarak antara titik berat
dan titik tumpuh sangat kecil.
Kita bisa menyimpulkan bahwa
keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh.
Semakin jauh si titik berat dari si titik tumpuh (gambar 1), keseimbangan benda
semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si titik
tumpuh (gambar 2), keseimbangan benda semakin stabil.
ALAT DAN BAHAN
Adapun
alat dan bahan yang di gunakan selama praktikum adalah sebagai berikut :
1.
Gelas kaca
11cm 2 buah
2.
Lilin 17cm
3.
Lidi
4.
Korek Api
5.
Stopwatch
LANGKAH
PERCOBAAN
1.
Siapkan 2
gelas kaca dengan ukuran kira kira 7 cm
2.
Tusuk lilin
menggunakan lidi dengan ukuran kira kira 13,5 cm tusuk di bagian tengah lilin
3.
Lilin yang
sudah di tusuk menggunakan lidi taruh di antara 2 gelas yang berjarak tersebut
4.
Nyalakan
lilin pada sumbu atas dan bawah
5.
Pasang
stopwatch dan amati pergerakan lilin tersebut
6.
Lalu catat
setiap detik dan menit pergerakan lilin tersebut
HASIL PENENLITIAN
Waktu
|
Keterangan
|
00.00.00.15
|
Lilin pada ke 2 sumbunya menyala
|
00.00.01.16
|
Lilin masih tegak
|
00.00.03.38
|
Lilin bertranslasi dan condong ke kiri
|
00.00.04.29
|
Lilin bergerak cepat
|
00.00.05.00
|
Lilin mulai bergeser translasi
|
00.00.05.39
|
Lilin bergerak rotasi
|
00.00.06.53
|
Lilin condong ke kanan
|
00.00.07.07
|
Lilin berotasi secara cepat
|
00.00.07.13
|
Lilin diam sebentar
|
00.00.07.17
|
Lilin berotasi secara cepat
|
00.00.07.39
|
Lilin diam sekitar 20 detik
|
00.00.08.11
|
Lilin mulai setimbang
|
00.00.08.24
|
Lilin condong ke kiri
|
00.00.09.20
|
Lilin mulai imbang tapi masih bergerak
|
00.00.09.30
|
Lilin imbang sempurna
|
00.00.10.10
|
Lilin bergerak semakin cepat dan hampir jatuh
|
00.00.10.38
|
Lilin mati dan jatuh
|
KESIMPULAN
Jadi
dari percobaan yg telah kita lakukan, Pada saat keadaan benda setimbang (diam), gaya-gaya yang
bekerja pada benda tersebut mempunyai resultan 0.